Setelah
masuk departemen, semester III, mulai terpikir untukk ikut organisasi lagi.
Maklum, selama TPB saya hanya mahasiswa jelata yang kerjaannya cuma kuliah,
main, dan pulang ke Jakarta tiap akhir
pekan.
Melalui
berbagai pertimbangan, diantara beberapa pilihan, akhirnya saya memutuskan
untuk bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan alias
HIMITEPA. Persyaratan untuk mendaftar salah satunya adalaha membuat essay
singkat tentang pangan khususnya di Kampus IPB ini. Hemmm, sebagai anak baru
lepas dari TPB wawasan saya masih sangat sempit tentang pangan walaupun cuma
lingkup kampus. Walhasil, dalam waktu yang singkat saya akhirnya membuat essay
tentang pentingnya buah-buahan untuk tubuh dan intinya menyarankan agar ada
tukang buah potong di Kantin Sapta. Kalau diingat-ingat kembali sekarang betapa
konyolnya essay yang saya buat itu, jadi malu sendiri.hehe
Singkat
cerita, entah apa pertimbangan dari Ketua Departemen saya waktu itu, akhirnya
saya diterima sebagai anggota HIMITEPA di Departemen Peduli Pangan Indonesia
untuk kepengurusan tahun 2011. Sedikit saya perkenalkan apa saja yang ada dalam
DPPI.
Sudah suatu
tradisi, bahwa DPPI adalah satu keluarga. Keluarga yang akan menjalankan
program keorganisasian dengan asas kekeluargaan. Dan keluarga DPPI 2011 adalah Keluarga
Bakery.keluarga ini bernama keluarga bakery karena Kak putra (Ketua Divisi)
sangat terobsesi dengan produk-produk bakery. Papa Bakery adalah seorang Kak Putra, mama
bakery ada Kak Yufi, budhe (Jawa) bakery ada Kak Harum dan anak-anak bakery
adalah empat makhluk nan riwil (cerewet) yaitu, Seno alias abang sebagai anak
pertama yang diangkat menjadi Jendral Ksatria Peduli Pangan (Koordinator para
ksatria yang dikerahkan untuk penyuluhan pagan), saya sendiri sebagai anak
kedua yang bertanggung jawab untuk Food Alert (program kerja berupa buletin
tentang pangan), Mila si anak ketiga yang bertanggung jawab untuk pembinaan
pedagang, dan anak terkahir adalah Hayyu yang bertugas sebagai PJ bina sekolah
(penyuluhan pangan untuk siswa SD).
Gambar 1 Ki-Ka ( seno, ayash, hayyu, mila, mama, budhe, papa)
Setiap
berkumpul untuk membahas program kerja, selalu ada obrolan selingan yang luar
biasa. Aneh-aneh. Mulai dari cerita tentang kuliah, dosen, makanan sampai
cerita pribadi yang terungkap dengan tidak sengaja. Semuanya mengalir dengan
indahnya. Namun bukan hanya itu, pernah juga suatu ketika, papa ngambek,
anak-anak pun menanggapi degan caranya masing-masing. Abang, kalau lagi bersama
papa di sekret himit, dia sibuk sendiri menjalankan hobinya, roll depan dan
roll belakang dilantai. Hayyu, cuek gak peduli, malah asik ngobrol atau nonton
film di laptopnya. Saya dan mila, jangankan masuk himit, begitu liat ada sepatu
papa di depan pintu langsung kabur ke sapta dan ga berani masuk himit. Yaah,
inilah kehidupan, suka duka datang silih berganti. Akhirnya papa kemballi ceria
dan anak-anak kembali bercengkrama dengan asiknya di himit.
Gambar 2 Makan Malam Keluarga Bakery setelah Musyawarah Anggota HIMITEPA 2011
Bekerja
bersama DPPI banyak memberikan pengalaman baru untuk saya. Misalnya, membuat
prakarya untuk menyampaikan materi penyuluhan pangan ke anak SD, uji coba
produksi susu jagung untuk penyuluhan bina desa dan berkeliling kios-kios
makanan disekitar kampus untuk menempel poster panduan mencuci tangan yang
baik. Banyak cerita yang muncul ketika kita, keluarga bakery berkumpul.
Misalnya setelah uji coba susu jagung, karena kelaparan dan ketiadaan makanan kita makan malam dengan mie instan. Tujuh
bungkus mie dimasak dalam satu panci besar. Setelah mie matang, anak-anak
mengantri dengan mangkuk masing-masing dna muncul cerita anak panti karena gaya
kami mengantri seperti anak panti asuhan yang kelaparan dan berisik. Malam itu,
si Abang mendapat julukan “kakak ketua kelas”, ayash dan hayyu jadi anak panti
jelata, mila jadi anak orang kaya yang
dititpkan di panti karena mama papanya keluar negri, dan mama papa menjadi ibu
dan bapak panti yang dermawan nan sabar punya anak panti yang berisiknya
seperti kita.
Bisa bergabung
bersama DPPI merupakan anugerah tersendiri buat saya. Di keluarga bakery inilah
suatu tugas keorganisasian yang dijalankan dengan cara berbeda, cara
kekeluargaan yang tetap profesional. Bukan hanya pengalaman organisasi yang saya
dapatkan disini, tapi banyak hal. Banyak sekali. Cerita tentang kehidupan,
keceriaan, kehangatan, kehilangan, dinamika persahabatan, patah hati, kecewa, dan bahkan jatuh cinta.
Kami keluarga
bakery, menemukan kepingan lain dari banyak cerita dalam kehidupan ini. Mengisinya
dengan keceriaan, kehangatan, dan kemakluman diri bahwa kami mahsiswa biasa
yang mempunyai cita-cita dan semangat yang besar untuk dapat bermanfaat bagi orang
lain. Menjadi bagian dari solusi permasalahan pangan bangsa adalah visi
HIMITEPA dan dalam keseharian kami berprinsip untuk selalu berbuat lebih baik.
DPPI ! Do More Do More Do More!
Cerita
oleh, Larasati Anggraini (ayash), anak kedua keluarga bakery.
![]() |
sisipan : ini artikel dibuat untuk tugas mata kuliah MPPI (metode penulisan dan penyajian ilmiah). Deadline tugas tanggal 8 Juni 2012 jam 8pm ke email Nita. Cerita sekarang, Abang alias Seno alias anak pertama keluarga bakery adalah pacar tersayang <3